SKNews, Seruyan – Dalam rangka mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan limbah rumah tangga, Forum Keluarga Wakil Rakyat (Forgawara) Kabupaten Seruyan mengedukasi para janda untuk membuat sabun dari minyak jelantah.
Ketua Forgawara Kabupaten Seruyan, Rika Zuli Eko Prasetyo menyampaikan, pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah atau minyak goreng bekas ini mungkin dianggap sebagai langkah kecil, namun jika dilihat kebermanfaatannya akan bernilai besar dan sangat berharga.
“Selama ini minyak goreng bekas atau lebih dikenal dengan minyak “lanjar” hanya dibuang karena memang sudah tidak bisa lagi digunakan. Melalui pelatihan ini kita akan membuka wawasan masyarakat untuk lebih kreatif,” katanya, Rabu, (16/4/25).
Rika menambahkan, tidak menutup kemungkinan jika para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius, tentu akan membuka peluang usaha atau pekerjaan tambahan khususnya bagi para janda.
“Selain peserta dapat memanfaatkan minyak jelantah untuk membuat sabun, kami juga menginginkan dampak positifnya dari kegiatan ini, agar munculnya wirausaha baru minimal dari rumahan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu dari tugas Forgawara untuk memberikan pendampingan dan dukungan bagi masyarakat sekitar, sehingga kesejahteraan lebih meningkat.
“Kita bersama-sama melihat barang bekas yang dianggap sampah atau sudah tidak layak lagi digunakan, namun dapat memberikan manfaat yang besar dan bernilai ekonomis,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan, Zuli Eko Prasetyo mengungkapkan, pihaknya memberikan dukungan penuh dan sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan untuk memanfaatkan limbah dari rumah tangga ini.
“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada Forgawara yang selalu memiliki inovasi dalam meningkatkan wawasan masyarakat. Terutama minyak jelantah yang memang selalu dibuang,” ujarnya.
Eko sapaan akrabnya ini juga menyarankan, Forgawara agar dapat bersinergi dengan pihak terkait, sehingga kegiatan pelatihan dan pemberdayaan dari masyarakat ini dapat dilakukan secara berkelanjutan.
“Forgawara perlu bersinergi dan bekerjasama dengan TP PKK, atau instansi terkait lainnya. Misalnya Forgawara melakukan pelatihannya, TP PKK atau pihak terkait lainnya dapat menyediakan bahan atau alat yang dapat menudukung kegiatan,” tutupnya. *.*