SKNews, Seruyan – Falsafah huma betang yang selama ini menjadi simbol masyarakat, merupakan salah satu bukti nyata bahwa Kalimantan Tengah menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Seruyan, Zuli Eko Prasetyo menyebut, sesuai dengan falsafah dari huma betang, bahwa penduduk yang tinggal dan hidup di wilayah Kalimantan Tengah tidak semuanya warga masyarakat yang mempunyai keturunan atau berdarah Dayak asli.
“Memang sejauh ini mayoritas penduduk asli berasal dari suku dayak, namun masih banyak suku-suku dari luar pulau Kalimantan yang diterima secara baik untuk hidup, tinggal, dan bahkan dapat diberikan kesempatan untuk bersama-sama membangun serta memajukan Kalimantan Tengah,” katanya.
Eko yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpimpinan Cabang (DPC) PDI-P Seruyan menyampaikan, inilah salah bukti nyata dari falfasah huma betang dimana masyarakat Kalimantan Tengah termasuk menjadi salah satu bagian karena dapat menjaga, menghagai, dan menghormati perbedaan.
“Berbagai suku, ras, agama dan lainnya sama seperti halnya lambang negara Pancasila yang dijadikan sebagai pondasi untuk menjaga kesatuan dan persatuan NKRI, ini juga menjadi salah satu bagian dari huma betang,” ucapnya.
Lanjut Ketua DPRD menjelaskan, salah satu contoh dan bukti nyata lainnya bahwa dirinya sendiri berasal dari suku Jawa atau bukan keturunan dari suku Dayak, akan tetapi karena ada niat untuk memberikan sumbang pemikiran untuk memajukan daerah, masyarakat Seruyan khususnya sangat mendorongan, memotivasi, dan bahkan memberikan kesempatan sama.
“Alhamdulillah meski saya juga berasal dari suku Jawa, namun semua masyarakat tetap menyambut dengan baik, bahkan sangat terbuka untuk menjadikan dirinya sebagai wakil rakyat,” tutupnya. *.*
