Anyaman Rotan Desa Gohong Menuju Pasar Global

  • Bagikan
SK NEWS, PULANG PISAU – Secara turun temurun desa Gohong Pulang Pisau merupakan desa yang terkenal dengan anyaman rotannya, bukan saja di nikmati oleh masyarakat lokal namun produk -produk yang dihasilkan kerap menjadi bahan ekspor .

Bagi anda yang ingin berkunjung ke desa Gohong tidaklah sulit, sebab saat masuk wilayah desa tersebut sebuah bangunan terpampang tulisan, “ Sentra Anyaman Rotan’ dan disanalah rata – rata kaum hawa melakukan kegiatan menganyam rotan.

Produk yang dihasilkan tidak perlu diragukan mulai dari tas, topi, meja, kursi serta hampir semua kebutuhan aksesoris masyarakat di produksi menggunakan bahan rotan dan hasilnya banyak dinikmati sebagai perlengkapan pernak pernik rumah tangga serta hiasan.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan kebutuhan anyaman rotan justru menjadi peluang untuk pasar luar negeri dan guna memenuhi kebutuhan tersebut maka ada salah seorang instruktur yang sengaja didatangkan dari sebuah universitas Ilmu Seni di Jogjakarta Jawa Tengah untuk melakukan pembelajaran produksi rotan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

Heru Prasetyo dan Rio salah satunya, kedua orang ini melakukan pembinaan serta pelatihan bagi pengrajin rotan di desa gohong dengan harapan apa yang menjadi target ekspor dapat terpenuhi.

“ Saya melihat bahwa di desa ini merupakan potensi yang sangat bagus untuk produk ekspor sehingga kami mencoba menggali lebih jauh dan ternyata kaum hawa pengrajin rotan disini sudah sangat layak mahir dalam menganyam namun masih perlu dipoles untuk produk yang diterima pasar global dan inilah jawabannya kami bisa mengawal para pengrajin untuk melakukan produksi anyaman kualitas ekspor,” kata heru Prasetyo.

Melihat semangat para pengrajin nampaknya semua ilmu dapat diserap dengan baik sebab pada dasarnya para pengrajin di desa ini telah terbiasa menganyam, namun untuk memenuhi kebutuhan ekspor hanya memerlukan pola, design serta jenis bahan yang diperlukan sehingga tidaklah sulit untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar global.

“ Tahap Awal kata Rio group designer melakukan kegiatan menggambar bentuk anyaman yang mau di produksi dan setelah selesai maka setiap pendamping design akan mengarahkan pengrajin melakukan anyaman seperti pentunjuk teknis design,” kata Rio.

Salah seorang pengrajin sendiri, Maryati menuturkan bahwa pada dasarnya dirinya telah terbiasa melakukan produksi anyaman namun katanya ini adalah salah satu tantangan yang harus dikerjakan dan akhirnya bisa dilakukan dengan baik. *.*

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!