Masa Lalu Kelotok Air yang Menjadi Transportasi utama Saat itu

  • Bagikan
Ini salah satu sarana moda tranportasi yang ada di kapuas dan Kalimantan GTengah saat itu, keberadaan alat angkut ini sempat menjadi primadona masyarakat dan kini tinggal kenangan. Foto : Abimanyu SK News

SKNews, KUALA KAPUAS – Mendengar kata Danu Mare seakan mengingatkan sebuah moda transportasi yang sangat populer saat itu, sulitnya akses jalan darat dan jarak membuat alat angkut kelotok motor dan speed board menjadi andalan satu – satunya yang ada saat itu.

Seiring perkembangan waktu alat transportasi tradisional tersebut kian tahun kian terpinggirkan, tergerus kemajuan zaman dan tekhnologi ditambah terus ditingkatkannya jalan akses darat yang semakin merata menggunakan jalan aspal dan kini nasib alat angkut sungai hampir diambang tinggal cerita masa lalu.

Cerita Ini khusus dari obrolan pemilik motor air yang ada di sekitar Pelabuhan Danu Mare wilayah Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas dan belum lagi cerita lokasi lainnya yang memang hampir semua sama kisahnya, padahal dahulunya moda transportasi air ini sempat jadi primadona, karna memang kondisi georafis wilayah Kapuas rata-rata terbentang daerah aliran sungai

Ini menjadi catatan penting di era zaman sekarang sebagaimana akses jalan darat menggerus usaha sarana transportasi air sehingga nampak beberapa sarana transportasi dilokasi Danu Mare hanya terlihat sesaat saja mereka melakukan perjalanan walau jumlahnya masih tergolong banyak.

” Dulu di era 90 an moda transportasi air ini sangat ramai dan jadi kebutuhan transportasi utama bagi orang yang mau menuju ke pasar di Kapuas” tutur Suhaimi, salah satu pedagang di kawasan Pelabuhan Danu Mare saat dibincangi wartawan SK News, Minggu, (27/3/2022).

Diceritakan bahwa di era itu masyarakat hanya menggunakan satu sarana angkut yakni menggunakan kelotok dan kini alat transportasi air tradisional itu perannya tergantikan dengan sepeda motor bahkan mobil yang notabene semakin mudahnya akses jalan darat.

” Dahulu jumlah taksi kelotok angkutan ada berpuluh-puluh dan ramai penumpang” imbuhnya seraya berharap kendati demikian masih ada yang bertahan, namun jumlahnya hanya sedikit, itupun nyaris sepi penumpang setiap harinya yang menggunakan jasa angkutan kelotok.

Ia menguraikan bahwa diprediksi masyarakat pada tahun kedepan sudah melupakan alat angkut primadona tersebut bahwa cerita kelotok air hanya menghiai masa lalu moda transportasi sementara mobil dan motor menjadi saran utama masyarakat dalam melakukan aktifitas dan sulit rasanya untuk menengok perahu kelotok dan jika ada itupun hanya sebagai sarana rekreasi masyarakat. *.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!