SKNEWS, PULANG PISAU – Peringatan Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus Haul Akbar Syekh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani yang digelar DPD BKPRMI bekerjasama dengan Pemkab Pulang Pisau berlangsung khidmat, lancar dengan mematuhi protokol kesehatan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Pulang Pisau Ir H Saripudin mewakili Bupati Pulang Pisau, Asisten III Hanafi, Kepala Kantor Kemenag Pulang Pisau H Masrani Arsyad, Ketua MUI Kabupaten Pulang Pisau H Suriyadi, dan sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Pulang Pisau lainnya.
KH Qomaruddin atau Guru Busu dalam tausiahnya menyampaikan, orang beriman akan mudah meyakini peristiwa Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW, meskipun peristiwa tersebut sangat sulit dipahami oleh akal manusia.
“Pertama dan utama bagi kita semua adalah meyakini bahwa peristiwa Isra wal Miraj Nabi Besar Muhammad SAW adalah benar-benar terjadi kepada nabi kita Muhammad SAW. Karena peristiwa tersebut sulit untuk diterima oleh akal, dan peristiwa tersebut tidak pernah terjadi kepada nabi-nabi yang lain sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS,” ungkap Guru Busu.
Peristiwa Isra Miraj ini, ujar Guru Busu, terjadi dalam waktu sekejap. Tatkala nabi sedang berbaring bersama dua orang laki-laki diantaranya Sayyiduna Ja’par sepupu nabi, dan Sayyidina Hamzah yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.
“Menurut riwayat belum hilang panas bekas berbaring, nabi sudah kembali dari perjalanan Isra Miraj, sehingga peristiwa ini sulit diterima oleh akal. Namun, apabila hati dan akal sudah dipenuhi oleh iman, percaya atas kekuasaan Allah SWT, niscaya akal dan hati mudah mengimani peristiwa tersebut,” ucap Guru Busu.
Demikian pula, ujarnya, apabila hati dan akal manusia sudah dipenuhi percaya dengan kebenaran Nabi Muhammad SAW, bahwa nabi adalah seorang nabi yang Asshodiqul wa’dil Amin.
“Orang-orang jahiliyah percaya bahwa nabi kita adalah seorang yang jujur (Al Amin) bahkan sering orang-orang jahiliyah menitipkan barang kepada nabi, namun ketika nabi menyampaikan risalah sesuai wahyu dari Allah, mereka mendustakannya karena kesombongannya,” ungkap Guru Busu.
Oleh sebab itu, lanjut Guru Busu, seorang yang hatinya sudah dipenuhi keimanan dan tidak dipenuhi kesombongan, maka akan mudah meyakini peristiwa Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW.
Guru Busu juga sekilas meriwayatkan manakib Abah Guru Sekumpul Assyekh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani. Beliau menceritakan semasa hidup Abah Guru Sekumpul pernah bercerita bahwanya Guru Sekumpul sedetikpun tidak pernah merasa sedih.
“Ini adalah salah satu ciri seorang Wali Qutub atau pemimpin para wali di zamannya. Karena seorang wali tidak pernah merasa sedih dan khawatir, sebagaimana ayat Qura’an yang berbunyi “laa khaufun alaihim wa laa hum yahzanuun” yang artinya para aulia Allah itu tidak pernah merasa sedih, khawatir dan duka cita, sebab dia berpegang hanya kepada Allah, yang memiliki Qudrat,” demikian KH Qomaruddin (Guru Busu). ( yn/red )