Gambut menjadi Pembahasan Menarik untuk diKaji secara Nasional

  • Bagikan
Temu rapat koordinasi perangkat daerah di provinsi kalteng yang membahas maslah pengelolaan serta antisipasi karhutla di seluruh wilayah daerah untuk dilakkan kajian penaganan serius. Foto : Geryawan SK News

SKNEWS, PULANG PISAU – Sebagai upaya menselaraskan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem Gambut Nasional dan Provinsi Kalteng kabupaten Pulang Pisau melaksanakan kegiatan tahapan penyusunan tim penyaji dan tim penyusun RPPEG kabupaten Pulang Pisau.

Rapat tersebut dilatar belakangi adanya wilayah Pulang Pisau yang hampir setengahnya adalah tanah gambut serta melihat sejarah bencana di tahun 2015, Pulang Pisau sendiri sangat berpotensi terkena bencana karhutla dengan resiko tinggi karena juga melihat suhu cuaca panas yang sangat ektrim.

Dalam keterangan pers kepala dinas Lingkungan Hidup, Hendri Arroyo mengatakan bahwa penyusunan dokumen ini penting dibahas mengingat hampir 60 persen atau 59,40 persen wilayah pulang pisau adalah gambut dan berdasarkan sejarah kebencanaan tahun 2015 ,kabupaten pulang pisau rentan berpotensi bencana Karhutla dengan High risk termasuk adanya perubahan iklim dan sebagai protect ( perlindungan ) masyarakat di kawasan ekosistem gambut baik bidang ekonomi,sosial, dan konservasi alam.

Disisi lain disebutkan bahwa lajunya pertumbuhan pembangunan kawasan kedepan, baik dalam perlindungan habitat satwa liar,, ekosistem esensial, pariwisata, dan lainnya , sehingga harapan tersedianya dokumen RPPEG nasional sampai kabupaten 2019-2039 dperlukan sebagai panduan dan barometer dalam mengambil langkah strategis dibidang peningkatan kualitas SDA dan lingkungan hidup berkelanjutan

“Saya sangat berterimakasih kepada DLH provinsi kalteng, WWF Kalteng , dan Tim ahli UPR kalteng yang telah menggelar acara ini, sebagai tindaklanjut maka hasil rapat akan kita tindak lanjuti dalamintern di wilayah Pulang Pisau sebagai bahan laporan ke pimpinan daerah, tentu harapan saya adalah rapat ini akan menjadi titik temu pola lanjutan pengelolaan wilayah daerah yang rawan terjadi bencana,” ucapHendri. *.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!