Dari Seorang Penjual Bunga hingga Mampu Mengantarkan Anak ke Perguruan Tinggi

  • Bagikan
Ibu Ponira, penjual bunga di trotoar depan TPU Pangkalan Bun, kehidupannya selama 12 tahun hanya berjualan bunga tabur. Foto : epta SKNews

SKNEWS, Pangkalan Bun – Adalah Ibu Ponira yang bekerja sebagai penjual bunga di trotoar depan Tempat Pemakaman Umum ( TPU ), digelutinya selama 12 tahun untuk kebutuhan hidup hingga mampu menjadikan anaknya masuk ke perguruan tinggi / bangku kuliah.

Lokasi penjualan Ibu Ponira tepatnya di jalan Pangeran Diponegoro kelurahan Sidorejo Arut Selatan Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah disepanjang jalan tersebut kerap kita jumpai sederet pedagang bunga sebagai bekal pe-ziarah ke tempat pemakaman umum.

Biasanya, penjual bunga tabur ini banyak menjajakan dagangannya yang tersusun rapi, diatas trotoar jalan, ataupun diderah pinggiran TPU untuk dijual kepada warga atau masyarakat yang ingin berjiarah ke komplek pemakaman tersebut.

Kepada wartawan media ini Ibu Ponira bercerita bahwa dirinya sudah selama 12 tahun menjalani profesi sebagai penjual bunga tabur dikawasan pemakaman ini sebagaimana setiap bunga yang dijual hanya dihargai 5 sampai 10 ribu rupiah perbungkus.

” Biasanya bunga tabur ini saya jual 5 sampai 10 ribu perbungkus plastik yang didalamnya bermacam jenis bunga, ” sambungnya.

Adapun bunga yang dijual tersebut adalah hasil dari tanaman kebun sendiri,seperti bunga mawar, melati, kertas dan sebagainya yang kemudian tidak hanya untuk bunga tabor, bila ada pesanan, dirinya juga bisa membuat bunga tangan untuk pernikahan maupun acara perayaan lannya.

” Semua bunga yang dijual ini dari kebun sendiri di samping rumah, kebunnya tidak terlalu luas, ” tambahnya

Diakui, bahwa hasil dari menjual bunga tabur ini, kendati tidak terlalu besar, namun sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Bahkan hasil dari 12 tahun tersebut dirinya juga bisa untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi.

” Hasil menjual bunga tabur ini tidak bisa diperkirakan, namun biasanya ramai bila mendekati perayaan keagamaan karena banyak warga yang berjiarah, ” tukasnya. *.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!