Stunting Turun Pada Kisaran 18,37 Persen

  • Bagikan

SKEWS, PULANG PISAU –  Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pulang Pisau Tony Harisinta mengatakan bahwa berdasarkan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) bahwa angka stunting di Kabupaten Pulang Pisau mengalami penurunan, dimana dari angka 21 persen turun menjadi 18,37 persen dan angka kemiskinan Kabupaten Pulang Pisau dari angka 5,41 persen turun menjadi 4,09 persen.

” Artinya, apa yang sudah dilakukan oleh Tim Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) Kabupaten Pulang Pisau sudah berjalan dengan optimal, ” momentum itu disampaikan Tony Harisinta menindkalnjuti saat kegiatan silaturahmi media baru-baru tadi.

Tony menjelaskan terkait dengan stunting ini bukan hanya tanggungjawab pada Dinas Kesehatan saja. Dimana Dinas Kesehatan hanya memiliki tanggungjawab, yakni intervensi secara spesifik sebesar 30 persen. Misalanya kata Tony, bantuan berupa tablet tambah darah dan hal-hal yang berkaitan dengan target 1000 hari penghidupan anak atau HPK.

” Nah, yang 70 persennya itu menjadi tanggungjawab SOPD-SOPD terkait lainnya, yang bisa disebut dengan intervensi secara intensif, ” jelas Tony

Intervensi secara intensif itu kata Tony, misalnya keterlibatan Dinas PURP membangun infrastruktur program sarana sanitasi. Dinas Pemberdayaan melakukan pembinaan kepda kader dan penyuluh KB, Perkim berkaitan dengan program bantuan stimulan bedah rumah, dan DPMD yang mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk program stunting.

” Nah, kalau berbicara masalah program stunting, di Kabupaten Pulang Pisau sudah terintegrasi dan berjalan dengan maksimal, dan keberhasilan penurunan angka stunting ini tidak lepas atas keterlibatan SOPD terkait, ” imbuhnya

Bahkan, lanjut Tony, jika kita berbicara indikator-indikator makro pembangunan itu bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pulang Pisau, Indek Pembangunan Manusia (IPM) saat ini pada angka 68,45 persen dan angka harapan hidup pada angka 68 persen.

Sementara angka kemiskinan Kabupaten Pulang Pisau turun dari angka 5,41 persen turun menjadi 4,09 persen. Hal ini dibuktikan dengan sinerginya bantuan-bantuan pusat, baik melalui dana DAK dan lainnya untuk pemulihan ekonomi nasional.

” Contohnya program kegiatan berjalan dengan baik. Misalnya program bantuan yang melekat pada Dinas Sosial, yakni program pemulihan ekonomi nasional, seperti program PKH, bantuan berkaitan dengan pelayanan disabilitas yang sudah terintegrasi secara optimal berjalan dengan baik, ” imbuhnya.

Oleh karenya lanjut Tony, pihaknya mengajak kepada seluruh SOPD untuk bersama-sama sinergi mengawal program ketahanan pangan nasional atau food estate dengan baik.

” Kita terus mendorong SOPD-SOPD untuk sinergi dalam melaksanakan program-program prioritas tahun 2022, salah satunya terkait dengan program ketahanan pangan nasional atau food estate, pemulihan ekonomi nasional, ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat, ” tutup Tony Harisinta. ( gt/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!