Sosialisasi 4 Pilar, Teras Narang Ajak Pemuda Persiapkan Diri Hadapi Bonus Demografi Pada Tahun 2030 Mendatang

Teras saat menyampaikan bahwa saat penyampaiannya kepada pemuda, ia menceritakan tentang tantangan di 2001. Foto : Rasikin.

SKNEWS, Palangka Raya – Anggota MPR-RI/DPD-RI Provinsi Kalimantan Tengah Dr. Agustin Teras Narang, S.H. adakan kegiatan Diskusi dan Penghayatan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika bersama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palangka Raya, bertempat di Aula Sekretariat KNPI Kota Palangka Raya, jalan Sudirohusodo nomor 07 Palangka Raya, kamis (22/09/2022).

Sesuai kegiatan, kepada awak media Teras mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan merupakan sebuah diskusi untuk menumbuhkan pemahaman yang berujung kepada pengamalan terhadap makna empat pilar.

“Saya selalu mengatakan bahwa apa yang saya lakukan ini semacam diskusi, pemahaman,penguatan dan pengamalan terhadap makna-makna dari Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI”, katanya.

Dirinya menilai, hal seperti ini tidak boleh terputus atau terhenti, namun harus terus ada. Ia juga selalu mengingatkan dan menekankan kepada pemuda untuk berisiap menghadapi tantangan kedepan, mengingat Indonesia segera memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Di masa itu, jumlah penduduk berusia produktif akan lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif.

“Dan ini tidak boleh berhenti, karena ini milik kita, makanya saya selalu menekankan kepada para pemuda, karena 2030 kita inikan bonus demografi, meledak ni, yang nanti akan menghadapi di 2030 ya mereka-mereka in”, tegasnya.

Ia menambahkan bahwa menjadi tugasnya untuk memberikan bekal dan mengingatkan kembali kepada pemuda bahwasanya kedepan adalah milik pemuda dan tentunya tantangan kedepan lebih berat.

“Nah sekarang tugasnya saya sebagai orang tua , ya membekali kepada anak-anak muda, ehh sadar lo, bahwa kedepan ni milik kalian, bahwa kedepan ini tantangannya luar biasa.

Teras juga menyampaikan bahwa saat penyampaiannya kepada pemuda, ia menceritakan tentang tantangan di 2001 yang jika dibandingkan sekarang justru lebih berat. Untuk itu, ia berharap anak muda sekarang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan kedepan di 2030.

“Saya tadi menyampaikan tantangan 2001, dan ternyata tantangan tahun 2001 dibandingkan dengan tahun 2022 sekarang bukannya berkurang, justru bertambah, seperti masalah globalisasi, masalah Pandemi saat ini, digitalisasi, masalah narkoba, dan pergaulan bebas. Ini ada dihadapan kita, kalau anak-anakku ini gak siap, apa yang terjadi di 2030 di Kalteng?”, tegasnya. *.*

Penulis: RasikimEditor: Yusnan

Respon (33)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!