SKNEWS, PULANG PISAU – Lahan optimalisasi identik dengan olah tanam dikawasan lahan yang baru di buka, lahan ini memiliki tingkat variatif struktur tanah yang beragam sehingga harus dilakukan modifikasi menggunakan teknologi dan teknis tradisional.
Maryoto adalah ketua gabungan kelompok tani dikawasan maliku yang membawahi puluhan kelompok tani sebagaimana saat ini yang dikelola bukan saja lahan eksisting namun juga lahan optimalisasi dikawasan tersebut.
Menurutnya olah lahan baru tidak serta merta bisa menggunakan teknis olah lahan sistem modern namun berbagai cara dilakukan dengan melakukan modifikasi menyesuaikan struktur lahan yang ada baik mengenai pupuk serta obat obatan yang digunakan serta jenis bibit padi yang berbeda dengan lahan eksisting.
Dijelaskan maryoto bahwa pupuk dan pestisida yang digunakan harus juga dibarengi dengan penerapan pupuk kandang sehingga tanah yang masih belum matang terlebih dahulu dilakukan penggemburan tanah menggunakan teknologi oalah lahan.
Maryoto dan petani lainnya sangat bersyukur bahwa intervensi pemerintah, tni dan petani menjadikan lahan optimalisasi menjadikah kawasan lahan padi semakin luas dan harapan petani meningkat.
“ Untuk mengolah lahan dikawasna opla ini diperlukan teknis modern dan tradisional baik pupuk, peralatan serta jenis bibit padi yang digunakan sehingga beberapa teknis tersebut akan memberikan struktur tanah yang siap dilakukan tanam padi dan selama ini dilahan opla hasilnya sudah hamper menyamai dilahan eksisting,” Ucap Maryoto.
Ketersediaan pupuk dari pemerintah juga sangat mendukung guna melakukan olah lahan dikawasan area baru food estate sehingga diharapkan ketersediaan pupuk akan terus ada saat petani membutuhkan serta akan tersedia diwaktu yang tepat agar hasil panen bisa diharapkan petani. *.*