Hati-Hati Pada Si Pencuri Penglihatan

  • Bagikan
Gambar merupakan Ilustrasi dari Karya tulisan ini terkait Kesehatan dan Penyakit Mata yang di tulis oleh dr. Elvira Esmeralda Poerwosusanta. Foto : Ilustrasi.

Siapa si Pencuri Penglihatan?

Si Pencuri Penglihatan atau disebut juga glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di Indonesia. Penyakit glaukoma ini merupakan penyakit saraf mata akibat peningkatan tekanan bola mata.

Gambar 1. Ilustrasi Glaukoma

Sumber : https://rsuibanyubening.com/apa-itu-glukoma/

Apa saja faktor risiko glaukoma?

Glaukoma dapat disebabkan oleh :

  1. Usia tua (>40 tahun)
  2. Riwayat keluarga yang menderita glaukoma
  3. Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah
  4. Penderita kencing manis (diabetes)
  5. Penderita darah tinggi (hipertensi)
  6. Pemakaian obat steroid yang lama2,3

Kenapa disebut Si Pencuri Penglihatan?

Penderita yang memeriksakan diri ke dokter kebanyakan datang saat gangguan penglihatan sudah berat, karena pada saat awal gejala yang muncul adalah penurunan penglihatan tepi sehingga pasien masih dapat melihat namun perlahan gejala semakin berat hingga kebutaan seperti pencuri penglihatan.3

Tanda dan gejala glaukoma?

Tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita glaukoma :

  1. Sering menabrak benda saat berjalan
  2. Melihat seperti terowongan (teropong)
  3. Nyeri mata hingga sakit kepala
  4. Seperti melihat pelangi bila melihat lampu
  5. Mual dan muntah
  6. Berkeringat
  7. Lemas2,3

Gambar 2. Penglihatan Mata Sehat vs. Penglihatan Terowongan (Teropong)

Sumber : http://atlas.iapb.org

Apa yang harus dilakukan?

Apabila didapatkan gejala yang muncul mendadak seperti :

  1. Penurunan penglihatan mendadak
  2. Nyeri mata hingga sakit kepala
  3. Mata merah
  4. Mual muntah
  5. Berkeringat
  6. Badan terasa lemas3

Segera periksakan diri ke Spesialis Mata terdekat karena gejala tersebut merupakan suatu tanda kegawatan dan perlu penanganan segera untuk mencegah kebutaan.

Dokter Spesialis Mata merupakan Dokter yang kompeten dalam bidang ini. Secara garis besar akan dilakukan beberapa tahapanĀ  seperti :

  1. Wawancara terkait gejala yang muncul seperti di atas (Tanda dan gejala apa saja? Sejak kapan? Apakah ada faktor risiko seperti di atas?)
  2. Pemberian obat tetes dan obat minum untuk menurunkan tekanan bola mata serta mengobati gejala lain yang muncul
  3. Operasi untuk mencegah kekambuhan (bila diperlukan)2,3

Bagaimana cara mencegah glaukoma?

  1. Pemeriksaan skrining setiap 2-4 tahun pada kelompok usia di bawah 40 tahun
  2. Pemeriksaan skrining setiap 2 tahun pada kelompok usia di atas 40 tahun
  3. Pemeriksaan skrining setiap 1 tahun pada kelompok dengan riwayat keluarga glaukoma2

Daftar Pustaka :

  1. Tanna, et al. American Academy of Ophthalmology. Section 10. 2020- 2021:3-13, 219-241
  1. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin Situasi dan Analisis Glaukoma. Jakarta Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI; 2019
  2. Suhardjo. Ilmu Kesehatan Mata, Bagian Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Yogyakarta;2007.

Penulis : dr. Elvira Esmeralda Poerwosusanta

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!