SKNEWS PULANG PISAU – Ditengah lesunya pentas seni wayang kulit mendapat sambutan hangat dari Bupati pulang pisau, Rifa’i berharap sanggar seni untuk terus kokoh berdiri menjadi bagian dari perekat kebersamaan antar warga masyarakat.
Bagi warga masyarakat bahwa saat ini Wayang kulit mungkin belum mampu menjadi pentas seni yang difavoritkan penonton di tengah maraknya arus seni modern yang terus datang ber tubi tubi menggerus kesenian lokal yang salah satunya adalah Wayang Kulit.
Wayang kulit merupakan seni lokal asal Pulau Jawa yang masih terus ada disudut-sudut warga transmigrasi diberbagai pulau termasuk di Kalimantan Tengah yang sebanarnya syarat akan pesan – pesan moral kehidupan sebuah Negara, pemersatu kelompok seni hingga teknis bermain peran.
Bupati Pulang Pisau, Ahmad Rifa’i yang juga hadir secara khusus dipentas seni wayang kulit diwilayah Desa Sidodadi menyampaikan hal penting bahwa kesenian lokal tidak boleh kalah dengan deras arus seni Mancanegara yang masuk dari flatfon media sosial namun juga harus terus diasah agar tak semakin punah.
‘’Kesenian lokal tidak boleh kalah dengan derasnya arus seni Mancanegara dari media social dan diharapkan untuk terus mengasah agar tak semakin punah.’’ ucap Rifa’i.
Pesan bupati tersebut juga disampaikan dihadapan warga kecamatan Maliku yang hadir untuk terus mempererat kebersamaan dalam menjadi bagian membangun jiwa seni bagi warga trans yang bermukim di Wilayah Pulang Pisau.