PILKADA serentak seakan menjadi gong yang siap berbunyi sebagai penentu menuju pintu gerbang sebuah kemajuan daerah yang diyakini menjadi daya pacu untuk bersama membangun daerah ditengah keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah itu sendiri sehingga belajar dari calon pemimpin yang kita yakini adalah penting tanpa digoyahkan oleh istilah sesatnya,” SERANGAN FAJAR.”
Indonesia harus bangkit dari mimpi untuk belajar tentang konsep pembangunan daerah yang lahir dari pemikiran anak bangsa yang maju mendharma bhaktikan dirinya untuk menjadi pemimpin daerah, kita yakini bahwa calon yang kita pilih sudah sesuai hati nurani untuk menyalurkan hak pilih kita pada pemilu 27 November 2024.
Penulis melihat perkembangan politik bangsa Indonesia masih banyak prosentase bahwa pemilih tidak mengenal lebih jauh visi misi, sosok dan rekam jejak calon yang maju dalam kompetisi wujudkan calon pemimpin berkualitas, tergambar bahwa jelang pemungutan suara para pemilih masih bergantung pada fakta menunggu serangan fajar.
Apakah hal tersebut sesuai dengan hati nurani kita bersama akan lahirkan pemimpin yang berkualitas jika para pemilih masih menunggu keluarnya isitas para pasangan calon, pertanyaan ini justru momok buruk sistem demokrasi di Indonesia, lalu dimana letak pendidikan politik masyarakat bahwa agenda pilkada adalah agenda penentu kemajuan daerah ?
Mari berkaca, bahwa kepentingan yang kita hadapi adalah menjadikan daerah kita maju dan berkembang, daya dukung kemajuan daerah dan konsep pemerataan pembangunan yang semakin bisa mengejar ketertinggalan, sementara saat kita memiliki pemimpin daerah yang kita lakukan adalah ber-inovasi menjadi bagian dari kemajuan dan pelaksanaan program pembangunan ditengah derasnya kemajuan zaman di era digital sedangkan kita untuk memilih pemimpin masih menunggu apa yang diberikan buat kita berangkat mencoblos.
Apakah semua calon pemimpin dinegeri ini kita yakini kaya raya, sehingga akan membuat semua permintaan kita terpenuhi, tanpa melihat bahwa kita berharap calon pemimpin yang cerdas, berkualitas dan mampu membawa kemajuan bagi daerah tempat kita berkarya.
Tidakkah jika sudah memiliki pemimpin secara otomatis memiliki program untuk masyarakat baik menggerakkan sektor pembangunan, pendapatan asli daerah, berbagai penyaluran bantuan untuk masyarakat agar perekonomian bergerak maju, lalu kita memeraskan dengan paksa dengan kata,” Jika gak ada duit malas mencoblos,” ayo kita cerdas menentukan pilihan karena kita adalah bagian dari anak bangsa bangga daerah kita maju, pilih dengan hati nurani.*.*