Indeks

Seni Memahat dan Ukir Kalteng Simbol Kedekatan dengan Alam

Ariansyah salah seorang pelaku seni pahat di desa pahrayangan Kahayan Tengah Pulang Pisau yang sudah 3 tahun menggeluti pekerjaan ukiran dayak Kalimantan. Foto : Via SK News

PARAHANGAN – Kahayan Tengah – Suku Dayak Kalimantan Tengah memilki kekayaan seni budaya serta keariifan lokal yang tinggi, Kekayaan yang dimiliki itu seakan kontras dengan karakteristik alamnya yang kesemuanya bisa dilihat, manakala seni budaya dan kearifan lokal yang dilahirkan selalu diaplikasikan dengan alam.

Begitupun tradisi maupun ritual, semuanya terlihat sarat dengan etnis yang kental dan tidak lepas dari karakteristik alam yang khas dari kehidupan masyarakat Dayak nan sejati, terlepas dari itu semua, maka jangan sampai terlewatkan pula jika kita memilah mendalam kultur budaya Dayak yang begitu kental beraplikasi dengan alam dan menjadi simbol kepercayaan kuat dalam membawa peradaban orang Dayak.

Simbol itu salah satunya tergambarkan pada tiingginya seni ukiran, ornament hingga rajutan pahat dari tangan-tangan terampil seni orang Dayak yang semua itu bisa dilihat dari arsitektur bangunan rumah, peralatan rumah tangga, hinga perangkat kesenian sampai dengan simbol ritual yang sarat ukiran dan pahatan cenderung berorientasi dengan alam.

Bagi orang Dayak, maka seni ukir ataupun seni memahat menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan sebagai manifestasi dari jati diri tingginya peradaban. Hanya saja pertanyaannya, apakah semua ini bisa dipertahankan dan diwariskan secara turun temurun ?. jawabannya tentu harus dipertahankan. Simbol Dayak harus terus diaplikasikan sehingga tidak ditelah oleh peradaban zaman yang serba kekinian.

Salah satu nya adalah bapak Arianto, salah seorang pelaku seni ukir di desa Parahangan Kahayan Tengah Pulang Pisau, keseharian dirinya seabagai mantan satpan disalah satu perusahaan perkebunan membuat dirinya beralih profesi dan menekuni seni ukir berbahan kayu lokal dan ini menjadikan rupiah demi rupiah terkumpul untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Arianson juga bercerita bahwa ditengah sulitnya mendapatkan bahan kayu ukir dirinya tak mudah putus asa sehingga keberaniannya untuk menggeluti seni ukir hingga memasuki tahun ke 3 masih terus eksis bahkan semakin banyak pesanan yang masuk.

Arianto hanyalah seorang diri dalam mengerjakan semua hasil karyanya dan pemasarannya pun dilakukan hanya dari rumah saja menunggu pembeli datang, sedangkan untuk harga sangat variatif tergantung besar dan kecil serta jenis pesanan.

Ditanya perbedaan seni memahat dan seni meukir itu sendiri menurut Arianto, seni memahat adalah teknik yang membentuk benda dengan cara membuat cekungan atau tonjolan yang menghasilkan rajutan pahatan tertentu.

Sementara seni ukir adalah teknik mengolah permukaan suatu objek dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan objek tersebut sehingga didapat simbol yang diharapkan.

“ Sebagai orang Dayak saya berpesan agar kita terus kreatif mengembangkan potensi yang dimiliki dan harus tetap menjaga kearifan lokal termasuk yang saya lakukan adalah seni memahat maupun seni ukir tentu harus memiliki sikap dan pribadi yang tekun dan ulet serta penuh kesabaran,” Ucapnya.*.*

error: Content is protected !!
Exit mobile version