Indeks

Kakan Kemenag Pimpin Salat Ied di Masjid Agung Arraudhah Pulang Pisau

SKNews – Pulang Pisau : Kepala Kantor Kemenag Pulang Pisau, H Masrani Arsyad memimpin pelaksanaan ibadah salat Idul Adha di Masjid Agung Arraudhah Pulang Pisau, Jumat/31/7/2020) dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sebelum memasuki ruang masjid agung, para jemaah yang hadir diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu oleh tim medis yang berjaga di halaman masjid tersebut. Jemaah juga diimbau menggunakan masker, membawa sajadah sendiri, menjaga jarak aman, dan tidak bersalaman atau berpelukan usai melaksanakan salat.

Salat Ied berlangsung khidmat. Jemaah pun nampak khusuk mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib di mimbar. Hadir pula Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pulang Pisau, H Ahmad Fadli Rahman, sejumlah pejabat Pemkab serta beberapa pejabat Kantor Kemenag Pulang Pisau.

Dalam khutbahnya, H Masrani mengajak jemaah bersyukur kepada Allah SWT karena pagi ini secara bersama-sama dapat merayakan Idul Adha dengan penuh rasa nikmat dan bahagia bersama ratusan juta umat islam yang bertebaran diseluruh penjuru dunia ini.

Menurutnya perayaan Idul Adha merupakan peristiwa agung yang harus diteladani, mengenang kembali keteladanan, perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS bersama keluarganya dalam menegakkan ajaran Allah SWT sehingga nama beliau begitu harum dan dikenang dihati umat manusia sepanjang masa sebagai Nabi yang menyandang gelar Khalilullah (Kekasih Allah).

“Ada dua peristiwa besar dan sakral yang berkaitan dengan sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS sehubungan dengan Hari Raya Adha yang pagi ini kita peringati bersama. Yaitu disyariatkannya penyembelihan hewan Qurban dan kewajiban menunaikan ibadah Haji. Keduanya merupakan syariat yang berasal dari agama Nabi Ibrahim AS,” ucapnya.

Diungkapkan H Masrani, sepanjang perjalanan hidupnya, Nabi Ibrahim AS telah berkali-kali menjalani ujian keteguhan iman dan kesabarannya oleh Allah SWT. Namun dari sekian banyak ujian tersebut, yang beliau rasakan paling berat adalah ketika beliau diperintahkan oleh Allah SWT melalui mimpinya untuk menyembelih Ismail, putera tunggalnya dari istri beliau yang bernama Hajar yang amat beliau cintai.

“Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur’an surah As-Shaffat ayat 100-111. Di mana Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk mengorbankan Ismail, seorang anak yang patuh, cakap dan telah lama diharapkan kehadirannya. Ujian ini jelas terlalu berat bagi orang yang setua Nabi Ibrahim AS,” tukas H Masrani.

Dia mengutip ayat Al-Qur’an yang artinya, “Maka ketika anak itu telah sampai (pada umur yang sanggup) berusaha, Ibrahim berkata , “ Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu ? “Ismail pun menjawab, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah SWT kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (Qs. As-Shaffat : 102).

Diungkapkan H Masrani, peristiwa bersejarah yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS dengan puteranya Ismail, serta didukung dengan ketabahan istrinya, Hajar, telah memberikan contoh kepada kita semua bahwa hendaknya kehidupan rumah tangga kita pun dibangun dengan kekompakkan dan kerukunan yang dilandasi dengan iman dan taqwa, supaya kita semua dapat menempatkan ketaatan kapada Allah SWT diatas segala-galanya, sehingga kita akan menikmati kehidupan keluarga yang sakinah, selamat, dan bahagia didunia dan akhirat.

Diakhir khutbahnya, H Masrani menyampaikan, peristiwa pengorbanan, kepasrahan, dan penghambaan keluarga Nabi Ibrahim AS dalam melaksanakan perintah Allah SWT sungguh teramat tinggi nilainya untuk kita jadikan suri tauladan dan sumber motivasi bagi setiap upaya kita dalam membangun kehidupan rumah tangga yang sakinah, terutama dalam menjalin keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak yang sesuai dengan ajaran agama islam.

“Maka dalam suasana Idul Adha ini, patutlah kiranya kita melakukan intropeksi kritis terhadap diri kita masing-masing seberapa jauh kita telah menerapkan ajaran-ajaran Allah SWT ditengah-tengah keluarga, dan sudah seberapa besar usaha kita dalam membimbing dan mendidik anak-anak agar menjadi anak shaleh, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT,” urainya. *.*

error: Content is protected !!
Exit mobile version