Awali tahun 2020, Penyakit Baru Penyebab Masalah Kesehatan Dunia

  • Bagikan

Suarakahayannews, PALANGKARAYA – Organisasi Kesehatan Dunia (OKD) World Health Organization (WHO) melaporkan pertama kalinya pada tanggal 31 Desember 2019. Penyakit ini mirip pneumonia yang tidak dapat dijelaskan penyebab etiologinya. Penyebab penyakit ini diketahui karena coronavirus, dan kasus terus berkembang pesat.

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berawal dari kota Wuhan, Propinsi Hubei, Cina, dari kota tersebut virus terus menyebar ke seluruh dunia sampai saat ini, mengakibatkan peningkatan angka kesakitan yang sangat cepat dan juga mengakibatkan kematian pada orang yang terkena Covid-19 terutama yang disertai dengan penyakit lainnya seperti darah tinggi, diabetes, kanker, PPOK, Asma dan lainnya. Kemudaian pada tanggal 12 Febuari 2020, WHO menamainya Virus Corona dengan nama resmi Covid-19.

Pertama kali Covid-19 di Indonesia ditemukan pada tanggal 2 Maret 2020, pasien pertama berasal dari kota Depok, setelah itu penyakit ini terus berkembang menjadi sekitar 12.000 kasus pada Mei 2020, melihat cepatnya virus ini menyebar menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi di Indonesia, sehingga menyebabkan berbagai rumah sakit kewalahan dalam menanggani Covid-19.

Bahkan menelan korban dari tenaga medis baik dari dokter maupun perawat, maka diperlukan suatu adanya kerjasama yang komprehensif dari seluruh sektor di negara ini, baik kesehatan maupun non kesehatan.

Penyebaran Covid-19 yaitu melalui kontak langsung dengan penderita Covid-19 dan droplet dari seorang penderita positif Covid-19 yang jatuh atau menempel pada bendabenda di sekitar kita seperti meja, kursi, handle pintu dan lain sebagainya, yang kemudian ketika kita memegang benda tersebut lalu kita mengusap mata, hidung atau mulut maka virus tersebut

Akan masuk ke tubuh orang yang sehat.
Meskipun masyarakat dihimbau untuk menjaga jarak, namun tidak berlaku bagi tenaga kesehatan pejuang garda terdepan Covid-19.

Para tenaga kesehatan tentunya mengetahui pasti apa aitu social distancing, namun sebagai pejuang garda terdepan covid-19 mereka tidak boleh berjarak dengan pasien yang dirawatnya.

Perjuangan tenaga kesehatan khususnya di Rumah Sakit Doris Slyvanus Palangka Raya sangat berdedikasi tinggi untuk menyelamatkan umat manusia.
Salah satunya tenaga kesehatan dr Caroline Ivone mengatakan

“Penanganan pasien yang konfirmasi positif Covid-19 ini berdasarkan gejala berat atau ringan. Tidak semua pasien pelayanannya sama,” ungkap dokter dr Caroline Ivone, Selasa (10/11/2020).

Wanita cantik yang juga bertugas sebagai tim komunikasi public Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Kalteng menambahkan, penanganan pasien positif Covid-19 yang tidak bergejala akan diimbau untuk isolasi mandiri di rumah.

Bagi pasien positif Covid-19 dengan gejala sakit berat akan diisolasi di rumah sakit atau rumah sakit rujukan. Pasien diisolasi minimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala pernapasan. Kemudian tes swab akan dilakukan kembali jika hasilnya negatif maka pasien akan dinyatakan sembuh.

Sebagai Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Covid-19 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dr.Loline juga menghimbau kepada masyarakat agar

“Selalu patuhi protokol kesehatan, cuci tangan, pakai masker dan menjaga jarak agar memutus matai rantai Covid-19,” tuturnya.

Pada tanggal 10 November 2020 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, sebagai masyarakat mari kita apresiasi yang setinggi tingginya pahlawan kesehatan atas dedikasi dan pengabdian mereka.

“Bukan hanya di Bumi Tambun Bungai tercinta ini, di Indonesia bahkan tenaga kesehatan di seluruh dunia. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri untuk melawan pandemi Covid-19 ini. Dengan kesadaran menerapkan sosial distancing dan mematuhi protokol kesehatan mari putuskan mata rantai penyebaran covid-19,” pungkasnya. ( rt/red )

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!